Pembukaan areal baru untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit memerlukan perencanaan teknis yang cermat, terutama pada lahan dengan kondisi topografi yang tidak rata, seperti bergelombang hingga berbukit. Salah satu kegiatan penting dalam tahapan pembukaan lahan adalah pembuatan tapak kuda dan terasan, yang bertujuan untuk menciptakan kondisi tanam yang stabil dan aman bagi pertumbuhan kelapa sawit serta mencegah kerusakan lingkungan, khususnya erosi tanah.
1. Pengertian Tapak Kuda dan Terasan
Tapak Kuda
Tapak kuda adalah jalur tanam berbentuk datar atau sedikit miring yang dibentuk mengikuti kontur lereng. Fungsinya adalah untuk memberikan bidang tanam yang rata pada lereng, memudahkan penempatan bibit kelapa sawit, dan menyediakan jalur akses tenaga kerja dan alat.
Ciri khas tapak kuda:
Dibuat melingkar mengikuti kontur lereng
Lebarnya sekitar 3-4 meter
Biasanya dibuat pada lahan dengan kemiringan <15%
2. Terasan
Terasan adalah modifikasi bentuk lereng menjadi bidang datar atau bertingkat (terrace) untuk mengurangi tingkat kemiringan tanah. Teras digunakan pada lahan dengan kemiringan >15% untuk menghindari erosi dan longsor serta memudahkan pelaksanaan budidaya kelapa sawit.
Jenis-jenis terasan yang umum:
Teras bangku (bench terrace): bidang datar dipotong dan ditimbun pada lereng
Teras individu (individual terrace): bidang tanam dibuat per pohon kelapa sawit
Tujuan dan Manfaat
Pembuatan tapak kuda dan terasan memiliki manfaat yang signifikan, antara lain:
– Mengendalikan Erosi Tanah
-Teras dan tapak kuda memecah aliran air permukaan sehingga mengurangi kecepatan limpasan dan menekan kehilangan tanah.
– Menstabilkan Tanah
– Mengurangi risiko longsor pada lereng yang curam dan menjaga kestabilan struktur tanah.
– Meningkatkan Efisiensi Budidaya
– Mempermudah kegiatan tanam, pemupukan, pemeliharaan, dan panen di lahan miring.
– Memperbaiki Tata Air
– Terasan berfungsi menahan dan meresapkan air hujan ke dalam tanah, meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman.
3. Tahapan Pembuatan
a. Survei dan Pemetaan Topografi
Menggunakan drone, GPS, atau alat ukur tanah untuk menentukan kontur dan kemiringan lereng.
Menentukan jarak dan lokasi tapak kuda atau teras berdasarkan hasil pemetaan.
b. Perencanaan Desain
Tapak kuda:
Areal yang akan dibuat tapak kuda terlebih dahulu harus dipancang menurut pancang tanaman
Tanah galian disusun untuk tanah bagian yang ditimbun, setelah terbentuk dilakukan pengerasan (penggeblekan) hingga padat
dibuat melingkar sesuai kontur, dengan jarak antar jalur tanam sesuai jarak tanam kelapa sawit (umumnya 9 x 9 meter).
Terasan: dibuat secara mekanis menggunakan excavator atau bulldozer, dengan lebar teras 3–5 meter dan kemiringan permukaan sekitar 3%.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
Pengupasan dan perataan tanah dilakukan sesuai desain.
Tapak kuda dibuat menggunakan cangkul atau mini excavator, sedangkan terasan dibuat dengan alat berat.
Saluran drainase dibuat di bagian sisi luar teras untuk menghindari genangan dan limpasan.
d. Stabilitas dan Konservasi
Bagian tepi luar diperkuat dengan tanaman penutup tanah (cover crop).
Penanaman kacangan seperti Mucuna bracteata dilakukan segera setelah pembentukan tapak/teras untuk mencegah erosi.
4. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Kondisi Tanah: Tanah yang labil atau mudah longsor harus diperkuat dengan teknik tambahan seperti tanggul, rorak, atau vegetasi pengikat tanah.
Drainase yang Baik: Saluran pembuangan air harus terhubung ke drainase utama agar tidak menyebabkan genangan atau aliran balik.
Penggunaan Alat Berat Secara Bijak: Hindari pemadatan tanah yang berlebihan akibat lalu lintas alat berat.
Pembuatan tapak kuda dan terasan merupakan kegiatan teknik konservasi lahan yang sangat penting dalam pembukaan areal perkebunan kelapa sawit, terutama di wilayah dengan topografi tidak datar. Dengan desain yang tepat dan pelaksanaan yang sesuai standar, langkah ini tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan tetapi juga mendukung kelapa sawit tumbuh optimal dan produktif dalam jangka panjang.
