Dasar Perhitungan Kebutuhan Kecambah Kelapa Sawit per Hektar

Perencanaan jumlah kecambah kelapa sawit yang dibutuhkan per hektar sangat penting untuk menjamin efisiensi biaya, efektivitas tanam, dan keberhasilan produksi jangka panjang.

Perhitungan ini tidak hanya berdasarkan kebutuhan pokok jumlah tanaman per hektar, tetapi juga mempertimbangkan faktor penyusutan selama pembibitan hingga penanaman di lapangan.

1. Jumlah Tanaman Pokok per Hektar

Jumlah pokok tanaman tergantung pada sistem jarak tanam yang digunakan. Pola tanam umum kelapa sawit adalah segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m, atau 9,2 x 9,2 x 9,2 m.

Dengan pola ini, jumlah tanaman pokok per hektar berkisar 136 – 143 pokok/hektar

2. Cadangan Tanaman (Tanaman Sisipan)

Selama masa pertumbuhan dan pasca tanam, ada kemungkinan terjadi kematian bibit atau gagal tumbuh. Maka perlu disediakan cadangan tanaman (untuk sisipan) kurang lebih sebesar 10% dari jumlah pokok tanaman, berkisar 143 x 10% = 14 tanaman cadangan

3. Faktor Penyusutan di Pembibitan

Dari kecambah ke pre-nursery hingga main nursery, kemungkinan terjadi kehilangan karena kecambah tidak tumbuh, tumbuh abnormal, atau terserang penyakit.

Tingkat kehilangan bibit karena seleksi berkisar 10–20%

4. Rumus Perhitungan Kebutuhan Kecambah

Jumlah Kecambah = (Jumlah tanaman pokok + cadangan) ÷ (1 – persen penyusutan)

Contoh:

  • Jumlah tanaman pokok: 143
  • Sisipan: 14
  • Total tanaman: 157
  • Persen penyusutan: 20% → 0,20

Kebutuhan kecambah:
= 157 ÷ (1 – 0,20)
= 157 ÷ 0,80
= 196,25 ≈ 197 butir kecambah per hektar

 

Per hektar lahan, disarankan menyiapkan sekitar 197 butir kecambah kelapa sawit untuk menjamin tersedianya bibit sehat yang cukup hingga penanaman. Perhitungan ini harus menjadi bagian dari rencana teknis dan anggaran di setiap tahap budidaya kelapa sawit.